Libur Panjang Tak Selamanya Baik bagi Anak

Minggu, 06 Mei 2018 - 11:54 WIB
Libur Panjang Tak Selamanya...
Libur Panjang Tak Selamanya Baik bagi Anak
A A A
Libur sekolah di Inggris pada musim panas ternyata hingga 6 minggu lamanya. Engela Epstein, jurnalis yang juga seorang ibu mengkritisi lamanya waktu libur sekolah.

Dia menulis di laman The Telegraph mengenai kegelisahan akan lama waktu libur sekolah. Banyak anak yang menghabiskan waktu dengan bermain begitu saja. Untuk itu, banyak orang tua yang rela merogoh koceknya untuk memasukkan anak mereka ke berbagai camp .

Baginya anak-anak berkembang karena bersosialisasi dengan teman sebayanya. “Sempurna hasilnya anak-anak pulang ke rumah dengan perasaan bersemangat, walaupun kelelahan. Saya bisa bekerja menikmati lebih banyak waktu bersama mereka juga dengan jadwal yang teratur,” ungkap Epstein.

Hari libur sekolah di Inggris merupakan peninggalan zaman Victoria kuno. Itu merupakan suatu keharusan bagi ekonomi pertanian abad ke-19 ketika sekolah membutuhkan liburan musim panas yang panjang agar anak-anak dapat bekerja keras di ladang.

Tampaknya sudah tidak berlaku sekarang ketika anak-anak lebih tertarik dan berlama-lama di depan game terbaru di ponsel mereka. Jika anak-anak dari kamu berada bisa ikut camp, tidak bagi mereka yang tidak cukup dana. Pilihan lain sekolah libur 6 minggu, tetapi orang tua mengharapkan diadakan klub liburan yang disponsori negara.

Pembelajaran dalam suasana yang lebih menyenangkan dan informal. Sementara di Amerika Serikat anak sekolah panjang saat Paskah selama 2 minggu. Kesempatan ini digunakan oleh banyak keluarga berlibur. Florida menjadi tempat nyaman untuk menikmati matahari setelah musim salju yang lama.

Bagi yang masih di pusat kota, para remaja menikmati hari libur mereka dengan duduk santai menikmati slrupee di kedai 7/11. Berbeda libur musim panas bagi anak sekolah di Jepang. Seperti dikutip laman Japanupdate.com satu bulan liburan musim panas dipadati dengan kegiatan terstruktur.

Seperti pelajaran renang, kelas ulasan, dan banyak pekerjaan rumah. Bagi orang tua yang bekerja penuh waktu dan punya anak, ini pasti melegakan. Alih-alih harus menghibur anak-anak yang bosan, anak-anak mereka justru sibuk dan produktif. Sementara itu, liburan sekolah di Australia lebih lama, 14 minggu.

Selama itu tentu banyak yang dilakukan Radio Australia, ABC mewawancarai beberapa dari mereka. Olivia, 14, dari Adelaide mengatakan, dia dan adiknya pergi berkemah dan bermain ski air di Sungai Murray bersama keluarga dan teman-teman.

“Ini sangat menyenangkan karena kita bisa tidur di tenda, menghabiskan waktu bersama teman-teman kita, dan pergi bermain ski air, serta kegiatan lain di atas air. Kita bisa memanggang marshmallow di atas api dan tetap terjaga hingga larut,“ kata Olivia. Sementara itu, Kate, 10, lebih santai di rumahnya.

“Kami biasanya mencoba menggunakan piyama sepanjang hari saat liburan. Ini adalah hari di mana kita tidak harus melakukan apa-apa, kita bahkan tidak harus berpakaian. Pagi yang malas mengarah ke sore yang malas, kita bisa bermain dengan gadget, tidur, atau baca buku,” ungkapnya. (Ananda Nararya)


(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)